Kamis, 22 Mei 2014

Penjaga Rumah .Allah. Yang Selalu Bersyukur



Panasnya terik di siang hari tidak membuat semangatnya turun. Lelaki yang bernama lengkap Teguh Edi Prasetyo ini masih saja sibuk dengan jam perkuliahannya. “setelah jam 10 ini, saya harus lanjut menggantikan dosen yang berhalangan” ucap anak keempat dari lima bersaudara ini. Memang selain sibuk mencari ilmu, Teguh juga menyambi tugas sebagai asisten dosen di kampusnya, UPN Veteran Yogyakarta. Pada jam-jam tertentu memang terkadang Teguh selalu mendapat permintaan dosennya yang berhalangan untuk menggantikan posisinya sebagai penuang ilmu kepada para mahasiswa junior.
Dalam kesibukan perkuliahannya, Teguh yang bercita-cita ingin menjadi pekerja tambang pengeboran minyak ini mempunyai ketertarikan sendiri terhadap kesenangannya di bidang Komputer. “dulunya saya pernah mendapatkan trik-trik untuk mendapatkan koneksi internet gratis saat masih di bangku SMEA, karena itulah ketika saya tidak tembus saat tes di perminyakan saya nekat mencoba Informatika di UPN ini.” Cakap lelaki tamatan SMK Perminyakan Cepu, Blora, Jawa Tengah ini.
Selain dipenuhi jadwal perkuliahan menjelang akhir tahun ajaran, beliau pula mengabdikan dirinya sebagai dirinya sebagai seorang Takmir (penjaga Rumah .Allah., Masjid) di kampusnya sendiri. “Saya pertama jadi takmir diajak kakak angkatan, sekarang jadi ketagihan.” Ucapnya sambil tersenyum. Tidaklah mudah menjadi seorang Takmir. Disamping kewajibannya untuk meramaikan Rumah .Allah., seorang takmir pun dituntut untuk kedisiplinannya. Ini biasaanya ditunjukan dalam ketepatan takmir dalam mengumandangkan waktu adzan sholat. Selain itu pula tidak jarang adanya gangguan yang dilakukan oleh “tetangga” sebelah (Kantor sebuah UKM yang berletak di depan Masjid). “Terkadang ketika kami ada pengajian atau diwaktu sholat memang terkadang mereka membunyikan lagu dengan volume yang keras, dirusaknya alat-alat kebersihan Masjid oleh orang tak dikenal. Tapi semuanya Alhamdulillah, masih dapat kami handle.”  Sahutnya dengan nada rendah. Biasanya gangguan seperti itu memang hany diberitahu dan diperingati, tentu saja dengan cara yang halus. Dalam akhir pembicaraanya, lelaki yang baru menjabat sebagai ketua KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) ini menasehati bahwa “Selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi setiap masalah. Masalah tidak harus diselesaikan dengan masalah, namun sebaliknya.” Ucapnya menirukan perkataan sang kaka yang menjadi panutannya dalam keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar