Panasnya terik di siang hari tidak membuat semangatnya turun.
Lelaki yang bernama lengkap Teguh Edi Prasetyo ini masih saja sibuk dengan jam
perkuliahannya. “setelah jam 10 ini, saya harus lanjut menggantikan dosen yang
berhalangan” ucap anak keempat dari lima bersaudara ini. Memang selain sibuk
mencari ilmu, Teguh juga menyambi tugas
sebagai asisten dosen di kampusnya, UPN Veteran Yogyakarta. Pada jam-jam
tertentu memang terkadang Teguh selalu mendapat permintaan dosennya yang
berhalangan untuk menggantikan posisinya sebagai penuang ilmu kepada para mahasiswa junior.
Dalam kesibukan perkuliahannya, Teguh yang bercita-cita ingin
menjadi pekerja tambang pengeboran minyak ini mempunyai ketertarikan sendiri
terhadap kesenangannya di bidang Komputer. “dulunya saya pernah mendapatkan
trik-trik untuk mendapatkan koneksi internet gratis saat masih di bangku SMEA,
karena itulah ketika saya tidak tembus saat tes di perminyakan saya nekat
mencoba Informatika di UPN ini.” Cakap lelaki tamatan SMK Perminyakan Cepu,
Blora, Jawa Tengah ini.
Selain dipenuhi jadwal perkuliahan menjelang akhir tahun
ajaran, beliau pula mengabdikan dirinya sebagai dirinya sebagai seorang Takmir
(penjaga Rumah .Allah., Masjid) di kampusnya sendiri. “Saya pertama jadi takmir
diajak kakak angkatan, sekarang jadi ketagihan.” Ucapnya sambil tersenyum.
Tidaklah mudah menjadi seorang Takmir. Disamping kewajibannya untuk meramaikan
Rumah .Allah., seorang takmir pun dituntut untuk kedisiplinannya. Ini biasaanya
ditunjukan dalam ketepatan takmir dalam mengumandangkan waktu adzan sholat.
Selain itu pula tidak jarang adanya gangguan yang dilakukan oleh “tetangga”
sebelah (Kantor sebuah UKM yang berletak di depan Masjid). “Terkadang ketika
kami ada pengajian atau diwaktu sholat memang terkadang mereka membunyikan lagu
dengan volume yang keras, dirusaknya alat-alat kebersihan Masjid oleh orang tak
dikenal. Tapi semuanya Alhamdulillah, masih dapat kami handle.” Sahutnya dengan
nada rendah. Biasanya gangguan seperti itu memang hany diberitahu dan
diperingati, tentu saja dengan cara yang halus. Dalam akhir pembicaraanya,
lelaki yang baru menjabat sebagai ketua KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) ini
menasehati bahwa “Selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi setiap
masalah. Masalah tidak harus diselesaikan dengan masalah, namun sebaliknya.”
Ucapnya menirukan perkataan sang kaka yang menjadi panutannya dalam keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar